MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR’AN PADA USIA REMAJA DI LEMBAGA TAKHASSUS AL-QUR’AN (LTQ) GRIYA TAHFIZH BEKASI
Keywords:
manajemen, pembelajaran tahfizh, remajaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di LTQ Griya Tahfizh Bekasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau evaluasi. Pengumpulan data ini diperoleh dengan teknik wawancara dan obesrvasi. Hasil penelitian mengungkapkan temuan sebagai berikut: Pertama, perencanaan dimulai ketika proses rekrutmen guru tahfizh dan santri baru, dimana calon guru harus memiliki hafalan Al-Qur’an minimal 25 juz mutqin (lancar dan sesuai kaidah tajwid) dan calon santri baru sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Pemilihan peserta didik usia para remaja (usia SMP-SMA) diharapkan bisa memenuhi target yang telah ditentukan lembaga. Usia remaja merupakan masa dimana seorang anak sudah mulai berkurang kebergantungan dengan orang tua atau sudah mulai mandiri, sehingga akan semakin mudah dalam pemberian tugas dan tanggungjawab khususnya dalam pembelajaran. Kedua, pengorganisasian meliputi pembentukan koordinator tahfizh sebagai penanggungjawab teknis dan operasional yang mengontrol ketua asrama, tenaga pengajar dan santri. Begitu juga pemberian motivasi kepada santri yang disampaikan oleh tamu-tamu lembaga atau dari pimpinan lembaga. Masih seringnya komunikasi antar bagian atau antar tenaga pengajar menjadi kelemahan dalam pengorganisasian pada lembaga ini.Ketiga, pelaksanaan pembelajaran tahfizh sudah berjalan cukup baik dan objektif dimana 1 orang ustadz mengampu 5-7 santri, dimana rasio idealnya adalah 1 ustadz 8 santri. Begitupun dari waktu yang disediakan digunakan untuk menambah hafalan, penyetoran hafalan dan murajaah. Dalam hal ini kegiatan tahsin perlu ditingkatkan kembali khusunya bagi santri yang masih kurang dalam kualitas bacaan Al-Qur’an