UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTERISTIK DIRI SENDIRI MELALUI METODE KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 215 JAKARTA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.56745/js.v5i2.173Kata Kunci:
Metode Kontekstual, Pemahaman Karakteristik Diri Sendiri, Faktor Daya IngatAbstrak
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Dengan memperhatikan tingkat perkembangan remaja SMP, guru dituntut untuk dapat menelola pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan hasil yang maksimal. Namun, pada kenyataan yang ada, hasil belajar peserta didik di SMP Negeri 215 Jakarta Barat masih banyak yang belum mencapai standar ketuntasan, khususnya peserta didik kelas 8-7 pada mata pelajaran pelayanan BK secara klasikal. Hal tersebut dikarenakan kurang fokusnya peserta didik dalam belajar di kelas serta dominannya keinginan peserta didik untuk bermain dengan temannya karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus mampu memfasilitasi pembelajaran yang menyenangkan. Melihat kenyataan yang ada, peneliti yang saat ini sebagai guru kelas 8-7 SMP ini tertantang untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Perbaikan yang peneliti coba mencakup penerapan berbagai teknik dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Adapun hasil penelitian ini adalah Penggunaan pendekatan Contekstual Teaching and Learning berperan aktif dalam memotivasi siswa untuk belajar khususnya dalam mata pelajaran pelayanan BK secara klasikal. Hal ini terlihat dari kenaikkan hasil belajar peserta didik yang semakin meningkat dan persentase ketuntasannya adalah 25% (pemb. awal) menjadi 48% (siklus I) dan meningkat lagi menjadi 75% (siklus II).