UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM ESKRESI MANUSIA DENGAN METODE EFEKTIVITAS PENGORGANISASIAN AWAL PADA SISWA KELAS IX-1 SMP NEGERI 220 JAKARTA
Keywords:
HASIL BELAJAR, MATERI SISTEM ESKRESI MANUSIA, METODE EFEKTIVITASAbstract
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Investigasi kelompok dalam proses pembalajaran. Efektifitas Pengorganisasian Awal adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 220 Jakarta Barat tahun pelajaran 2014-2015. Disana didapatkan bahwa keaktifan siswa pada aspek “semangat siswa dalam kegiatan belajar mengajar” terlihat adanya peningkatan skor. Sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif Investigasi kelompok untuk indikator BS (Baik Sekali) tidak ada skor persentasenya, untuk indikator B (Baik) nilai skor persentasenya 60%, untuk indikator C (Cukup) nilai skor persentasenya 32,5% dan untuk indikator K (Kurang) skor persentasenya 7,5%. Setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif Investigasi kelompok pada siklus I dan siklus II masing-masing indikator terjadi peningkatan, keaktifan siswa untuk aspek semangat siswa, kerjasama, mengeluarkan pendapat untuk memecahkan permasalahan dan memberikan pertanyaan (bertanya) yang juga mengalami peningkatan skor. Dari data menunjukkan bahwa setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif Investigasi kelompok pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan, yaitu untuk indikator BS naik menjadi 2,5% pada siklus I dan 7,5% pada siklus II. Untuk indikator B naik menjadi 15% pada siklus I dan 22,5% pada siklus II. Untuk indikator C mengalami peningkatan yaitu 67,5% pada siklus I dan 57,5% pada siklus II. Sedangkan indikator K mengalami penurunan yaitu sebesar 15% pada siklus I dan 12,5% pada siklus II. Penurunan ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Investigasi kelompok siswa menjadi lebih aktif bertanya dan mengalami keterlibatan proses
References
A. Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Balitbang Depdiknas. 2002. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Enco Mulyasa. 2003. KTSP: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remadja Rosda Karya.
Elliott, Stephen.N. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning. Boston: Mc Graw Hill.
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Sebelas Maret University Press. (http://www.naskahakademik.net, 23 April 2011).
Joyce, Bruce.R. 2000. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.
Kagan, Spencer. 1985. “Dimension of Cooperative Classroom Structure” dalam Slavin, R.E. Learning to Cooperate, Cooperate to Learn. 72-73. London: Plenum Press.
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kessler, Carolyn. 2002. Cooperative Language Learning: A Teacher’s Resource Book. New Jersey: Prentice Hall Regents.
Lexy. J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya.
Nurhadi. 2004. Kurukulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Roestiyah N.K 2001. Strategi Belajar Mengajar (Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar : Teknik Penyajian). Jakarta: Rineka Cipta.