Page 1 of 12
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Seni Budaya ....... Muzaenah
STATEMENT Volume. 5 No. 2 Oktober 2015 59
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
MELALUI METODE PROYEK PADA SISWA KELAS VII-4 SMP NEGERI
215 JAKARTA BARAT
Muzaenah1
ABSTRAK
Pelajaran seni budaya dalam standar isi KTSP termasuk kelompok mata pelajaran
Estetika kelompok mata pelaajran estetika diajarkan agar peseta didik memiliki
kemampuan memahami konsep dan pentingnya seni budaya, menampilkan sikap
apreasiasi terhadap seni budaya, menempilkan kreativitas regional, maupun global
serta mengolah dan mengembangkan rasa humanistis.
Peneliti berharap melalui implementasi meotode proyek dalam pembelajaran seni
budaya, siswa mampu meningkatkan kreativitas dan ketrampilan melalui kerja
bersama (team work) dalam membuat produk sehingga hasil dari pembelajaran
semakin bermakna dan mermanfaat bagi siswa dan lingkungan sekitar, siswa
memahami hubungan antara beebrapa materi pelajaran secara holistik dan terpadu
disamping itu guru dapat mnenyiasati keterbatasan waktu pelajaran seni budaya di
kelas.
Metode penelitian pembelajaran seni rupa berbasis proyek dengan pendekatan
contextual teaching and learning terhadap siswa kelas VII SMP 139 Jakarta
Siswa dapat berinteraksi secara aktif, kreatif, produktif dan kooperatif dalam
pembelajaran seni budaya berbasis proyek yang mengembangkan kompetensi
apresiasi dan kreasi. Keberhasilan pembelajaran dapat dirasakan secara langsung
karena bersifat konstektual dan holistik.
Kata Kunci : Kualitas Pembelajaran, Seni Budaya, Metode Proyek, SMP
PENDAHULUAN
Dalam proses Pembelajaran dikelas diperlukan beberapa komponen yang
mendukung belajar mengajar,(Sarnoto 2012) termasuk pembelajaran seni rupa di
bebrapa sekolah yang peneliti amati belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Kompetensi yang satu dengan kompetensi yang lainnya dalam materi seni rupa
masih disampaikan dengan kompetensi terintegrasi menjadi pengalaman belajar
holistic. sebagai contoh teoritis saja tisak mengembangkan sampai ke praktek kriya
keramik. Kepekaan raba dan kemampuan visual special.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya peningkatan kualitas pembelajaran
seni rupa melalui metode proyek yang meliputi :
1. Pelaksanaan KTSP melalui strategi pembelajaran model terpadu dengan
metode proyek melalui pendekatan contextual teaching and learning (CTL) yang
aktif kreatif efektif dan menyenangkan.
1 Guru SMP Negeri 215 Jakarta Barat, email: muzaenah2150@yahoo.com
Page 2 of 12
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Seni Budaya ....... Muzaenah
STATEMENT Volume. 5 No. 2 Oktober 2015 60
2. pembuatan rencana pembelajaran seni budaya berbasis dengan pendekatan
CTL berupa perangkat pembelajaran yang meliputi rencana proyek seilabus RPP
media pembelajaran hand out intrumen penelitian.
3. pendekatan pembelajaran sesuai karakteristik anak pada periode masa
realisme semu (11-13 tahun) penilaian kompetensi dasar dalam mata pelajaran seni
budaya yang mencakup apresiasi dan kreasi melalui pendekatan metode proyek.
LANDASAN TEORI
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Dalam Pendidikan terdapat beberapa teori dan metode dalam
pembelajaran,(Sarnoto 2015) CTL adalah sebuah system yang diadasarkan pada
filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap
makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap makna
dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Makna dari sebuah sapu lidi mengajarkan kepada kita begitu besar hasil kerja
yang didapatkan dari lidi yang diikat menjadi sebuah sapu dibandingkan manfaat
dari hanya sebuah sapu lidi. Begitu juga dengan CTL karena CTL adalah sebuah
system yang menyeluruh CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung.
Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan perngaruh yang
melebihi hasil yang diberikan bagian-bagian secara terpisah. Bagian-bagian CTL
yang terpisah melibatkan proses-proses yang berbeda, yang ketika digunakan
secara bersama-sama menampilkan para siswa membuat hubunga yang
menghasilkan makna setiap bagain CTL yang berbeda-beda ini hubungan yang
mengahasilkan makna.
2. Kerangka Berpikir
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam proses mengajar sekolah
diberi kebebasan dalam mengelola dan mengembangkan kurikulumnya sendiri
dengan konsekuensi sekoalh memiliki peran langsung dan tanggung jawab dalam
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu yang sesuai dengan harapan Negara,
orang tua siswa dan masyarakat.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif model terpadu melalui metode
pembelajaran berbasis Proyek dengan pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
seni budaya di SMP neegri 139 jakarta Pusat pada bulan Januari sampai Juni 2012
Penelitian dirancang dalam beebrapa tahap mulai dari mendeskripsikan situasi
sekolah sebagai objek penelitian, proses peningkatan kualitas pembelajaran dan
hasil pembelajaran itu sendiri sebagai sasaran peenlitian, melakukan tahap observasi
atau studi pendahuluan tentang apa yang akan diteliti, serta penerapan prosedur
pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran seni rupa di kelas VII SMP 139
jakarta.
Page 3 of 12
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Seni Budaya ....... Muzaenah
STATEMENT Volume. 5 No. 2 Oktober 2015 61
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan Sarana Fisik
Kelas VII-2 adalah kelas yang diteliti dimana terdiri dari 40 (empat puluh)
orang 19 perempuan dan 21 laki-laki yang memiliki latar belakang kehidupan
sosial yang berbeda, minat dan kemampuan yang beragam.
Situasi yang cukup kondusif untuk belajar, melalui jendela cahaya matahari
dapat masuk untuk menerangi ruangan dan sebagai pengatur sirkulasi udara di
dalamruangan. Sarana utama yang dimiliki ruangan berupa papn tulis blackboard
dan whiteboard, meja kursi guru dan meja kursi siswa ditata berderet kesamping
dan kebelakang. Meja guru terletak di sudut bagian depan.
B. Pembahasan Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran proyek meliputi empat kegaitan
pokok. Kegiatan pertama adalah pembelajaran apresiasi karya seni terapan
nusantara dengan fokus pembelajaran kepada kriya keramik dan aplikasinya
sebagai elemen estetis dalam mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang asri.
Siswa dikenalkan pdaa karya seni terapan kriya keramik dengan ragam hias daerah
Betawi.
Proses selanjutnya karya hasil membentuk tersebut dibakar hingga menjadi
karya keramik. Agar hasil karya siswa lebih artistic dan bermanfaat sebagai elemen
estetis di kelas atau sekolah maka dilakukan tahap lanjutan yaitu proses glazur.
C. Pembahasan Hasil Pembelajaran Apresiasi
Metode proyek dalam pembelajaran seni budaya adalah mengintegrasikan
materi pembelajaran yang akan disampaikan baik aspek apresiasi maupun ekspresi
dalam satu tema tugas yaki menciptakan elemen estetis untuk mendukung
terciptanya lingkungan sekolah yang asri. Pada kegiatan apresiasi siswa dibagi
menjadi 8 kelompok belajar masing-masing kelompok tersiri dari 5 orang dan setiap
kelompok diberi nama ragam produk keramik, seperti jam dinding (kelompok 1),
kelompok surat (kelompok 2), vas bunga (kelompok 3), tempat spidol (kelompok 4),
tempat alat tulis meja guru (kelompok 5), magnet madding (kelompok 6), hiasan
dinding (kelompok 7) dan kotak hiasan (kelompok 8).
a. Perencanaan
tahap pembelajaran apresiasi karya seni 3 demensi di kelas dilaksanakn sesuai
skema pembelajaran berbasis proyek sebagaimana telah diuraikan pada bab
sebelumnya yang meliputi perencanaan, penilaian dan refleksi.
Perencanaan pembelajaran apresiasi dibuat berdasarkan masukan dari temuan data
hasil observasi, analisai masalah dan pengalaman pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran apresiasi difokuskan pada pengalaman mengamati
mengisdentifikasi, menanggapi dan mengevasulasi dengan berbagai sumber belajar
yang mepliputi slide, gambar, photo dan contoh karya. sebelumn pembelajaran
apresiasi dilaksanakan terlebih dahulu disiapkan sarana pendukung antara lain
media pembelajaran apresiasi dalam bentuk powerpoint dab bahan ajar, alat dan
bahan pembuat display serta alat dan bahan media presentasi.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran berbasis proyek dilakuka sebagai usaha perbaikan kualitas
pembelajaran yang akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas hasil